KERINCI – Luhah.com // Pemerintah Kabupaten Kerinci langsung bertindak untuk menurunkan inflasi yang sempat menjadi tertinggi di Provinsi Jambi. Data BPS mencatat inflasi tahunan Kerinci pada September 2025 mencapai 5,90 persen. Cabai merah, emas perhiasan, dan beras menjadi penyumbang utama.
Inflasi bulanan juga naik karena harga cabai merah, daging ayam, dan cabai hijau melonjak. Pasokan terbatas dan permintaan masyarakat meningkat.
Bupati Kerinci, Monadi, memerintahkan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) untuk turun langsung ke pasar, menggelar operasi pasar, dan memperkuat kerja sama antar daerah.
“Kami tidak tinggal diam. Kami bergerak cepat agar masyarakat tidak terbebani oleh harga yang naik,” tegas Monadi, Sabtu (12/10/2025).
Ketua TPID, Zainal Efendi, memimpin empat langkah konkret sepanjang Triwulan III 2025:
- TPID menggelar High Level Meeting bersama Bank Indonesia Jambi dan seluruh instansi daerah. Dalam pertemuan itu, Pemkab Kerinci meneken MoU dengan Bulog Sungai Penuh untuk menjamin stok beras dan bahan pokok.
- TPID memperkuat distribusi pangan dengan meneken perjanjian kerja sama dengan Pemkot Jambi (3 Agustus 2025) dan Pemkab Sarolangun (3 Oktober 2025).
- TPID menggelar rapat koordinasi khusus pada 6 Oktober 2025. TPID langsung memutuskan operasi pasar untuk cabai merah, beras, dan minyak goreng. TPID juga memakai Dana Belanja Tidak Terduga (BTT) untuk mendukung program ini.
- Wakil Bupati memimpin operasi pasar di Desa Talang Kemuning, Desa Lolo Hilir, dan Pasar Hiang pada 9 Oktober 2025. Harga beberapa bahan pokok langsung turun setelah kegiatan ini.
TPID juga rutin mengikuti rapat daring mingguan bersama Kementerian Dalam Negeri untuk menyamakan langkah pusat dan daerah.
Sekretaris TPID, H. Atmir, menyebut beberapa penyebab inflasi di Kerinci. Ia menyoroti gangguan pasokan akibat cuaca ekstrem, gagal panen, dan pola konsumsi masyarakat yang lebih memilih beras lokal. Ia juga menjelaskan bahwa masa panen yang bersamaan membuat distribusi terganggu. Kurangnya informasi harga di kalangan konsumen juga memperparah situasi.
“Kami dorong masyarakat manfaatkan pangan lokal, dan kami edukasi soal harga secara aktif,” ujar Atmir.
Menjelang Natal dan Tahun Baru 2025, TPID sudah menyiapkan langkah antisipatif. Tim fokus menggelar operasi pasar di berbagai kecamatan dan pusat perdagangan. Fokus komoditasnya meliputi cabai merah, daging ayam, beras, minyak goreng, dan cabai hijau.
TPID juga menjaga koordinasi dengan Bulog dan TPID Provinsi Jambi untuk memastikan stok aman hingga akhir tahun. “Kami ingin masyarakat menghadapi Nataru dengan tenang tanpa tekanan harga. Kami siaga penuh,” kata Atmir.
(run)